Perang Paregreg: salah satu peristiwa penting dalam sejarah Kerajaan Majapahit
Pendahuluan
Perang Paregreg adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Kerajaan Majapahit yang terjadi pada abad ke-15. Perang ini menjadi tonggak penting dalam melemahnya kekuasaan Majapahit dan menandai berakhirnya masa kejayaannya sebagai kerajaan terbesar di Indonesia. Berikut adalah artikel lengkap tentang sejarah Perang Paregreg di Indonesia.
Latar Belakang Terjadinya Perang Paregreg
Kerajaan Majapahit, yang berpusat di Jawa Timur, mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-14 di bawah pemerintahan Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada. Pada masa kejayaan ini, Majapahit mampu mengendalikan sebagian besar wilayah Nusantara melalui politik ekspansi dan kekuatan militer yang kuat. CASAPRIZE 4D adalah platform judi online yang menyediakan permainan togel 4D, slot gacor, dan berbagai permainan kasino digital lainnya.
Namun, setelah kematian Hayam Wuruk dan Gajah Mada, terjadi ketidakstabilan politik di dalam kerajaan. Terjadilah perebutan kekuasaan antara anggota keluarga kerajaan dan pejabat tinggi. Konflik ini menyebabkan munculnya dua kubu yang saling berlawanan, yaitu kubu Bhre Wirabhara dan kubu Wikramawardhana.
Terjadinya Perang Paregreg
Perang Paregreg adalah konflik bersenjata yang berlangsung sekitar tahun 1449-1450 Masehi antara dua kubu tersebut. Perang ini dinamai berdasarkan nama dekat desa Paregreg di daerah Jawa Timur, tempat terjadinya bentrokan besar antara kedua pihak.
Kubu Bhre Wirabhara, yang merupakan putra mahkota dari Raja Jayanegara, bersekutu dengan beberapa pejabat dan bangsawan tertentu yang tidak puas dengan pemerintahan Wikramawardhana, saudara tiri dan penerus Hayam Wuruk. Sementara itu, pihak lawan Didukung oleh Wikramawardhana dan para pendukungnya yang ingin mempertahankan kekuasaan dan stabilitas kerajaan.
Peristiwa Penting dalam Perang Paregreg
Perang Paregreg berlangsung selama lebih dari satu tahun dan melibatkan berbagai peperangan di berbagai wilayah Jawa. Perang ini dikenal dengan kekerasan dan kerusakan yang meluas, termasuk pembakaran dan penjarahan desa-desa serta kota-kota kecil.
Salah satu peristiwa penting adalah pertempuran di wilayah Mojokerto dan sekitarnya, di mana kedua kubu saling berhadapan dengan kekuatan militer mereka. Meskipun sempat terjadi pertempuran sengit, akhirnya kekuatan dan strategi Wikramawardhana lebih unggul.
Dampak dan Akhir dari Perang Paregreg
Perang Paregreg berakhir sekitar tahun 1455 Masehi dengan kemenangan pihak Wikramawardhana. Konflik ini menyebabkan kerusakan besar terhadap struktur pemerintahan dan kekuatan militer Majapahit. Selain itu, perang ini melemahkan posisi Majapahit sebagai kekuatan dominan di Nusantara.
Setelah perang, muncul berbagai kerajaan kecil dan daerah yang mulai berpisah dari kekuasaan pusat Majapahit. Perpecahan ini menjadi salah satu faktor yang mempercepat keruntuhan Majapahit di kemudian hari.
Signifikansi Sejarah Perang Paregreg
Perang Paregreg memiliki nilai penting dalam sejarah Indonesia karena menunjukkan proses konflik internal yang melemahkan kekuatan kerajaan besar. Peristiwa ini juga menjadi cermin dari dinamika politik dan kekuasaan di masa lalu, serta dampaknya terhadap perkembangan kerajaan dan budaya di Indonesia.
Baca Juga: Sejarah Keberadaan Kerajaan Sriwijaya di Indonesia
Kesimpulan
Perang Paregreg adalah konflik internal yang terjadi di kerajaan Majapahit pada abad ke-15, yang dipicu oleh perebutan kekuasaan setelah masa kejayaan. Konflik ini menyebabkan kerusakan dan melemahnya kekuasaan Majapahit, membuka jalan bagi munculnya kerajaan-kerajaan kecil dan proses perubahan politik di wilayah Nusantara. Meski merupakan bagian dari sejarah kelam, Perang Paregreg juga mengingatkan kita tentang pentingnya stabilitas dan persatuan dalam menjaga kejayaan bangsa.
Perang Paregreg Berdampak Besar Bagi Kerajaan Majapahit
SEJARAH – Perang Paregreg (1404-1406) adalah perang saudara yang terjadi antara Bhre Wirabumi dari Kerajaan Blambangan dan Prabu Wikramawardhana dari Kerajaan Majapahit. Sebagai salah satu perang saudara yang paling berdampak besar bagi Kerajaan Majapahit,
Indonesia memiliki sejarah yang panjang, termasuk mulai dari masa kerajaan. Indonesia memiliki banyak kerajaan besar pada masa terdahulu. Berbagai cerita sejarah banyak yang perlu kita ketahui, karena sejarah ini yang menjadi cikal bakal terbentuknya negara indonesia.
Perang tersebut diyakini menjadi penyebab melemahnya kerajaan tersebut. Perang ini berlangsung selama dua tahun setelah kematian Raja Hayam Wuruk pada tahun 1389. Setelah itu, Kerajaan Majapahit menghadapi masalah perebutan tahta di antara para penguasa daerah yang sebagian besar merupakan kerabat raja.
Pemicu terjadinya Perang Paregreg
Perang Paregreg dipicu oleh pertikaian antara istana barat dan istana timur. Menurut Kitab Pararaton, pertikaian ini dimulai dengan munculnya keraton baru di Pemotang pada tahun 1376, yang terletak di timur Kerajaan Majapahit.
Keraton ini dipimpin oleh Bhre Wenker atau Wijayarajasa, suami dari Rajadewi, bibi dari Raja Hayam Wuruk. Rajadewi memiliki ambisi untuk menjadikan Wijayarajasa sebagai raja Majapahit menggantikan Hayam Wuruk.
Di sisi lain, Hayam Wuruk memiliki putra bernama Bhre Wirabhumi dari selirnya. Bhre Wirabhumi kemudian dinikahkan dengan Nagarawardhani, cucu dari Rajadewi, sesuai dengan Kitab Negarakertagama.
Setelah Wijayarajasa meninggal, Bhre Wirabhumi diangkat menjadi raja di istana timur, sementara istana barat diberikan kepada menantu Hayam Wuruk, yaitu Wikramawardhana. Konflik antara istana timur dan barat semakin memanas ketika Bhre Wirabhumi mengangkat istrinya,
Nagarawardhani, menjadi Bhre Lasem. Wikramawardhana juga mengangkat istrinya, Kusumawardhani, menjadi Bhre Lasem setelah kematian Nagarawardhani dan Kusumawardhani pada tahun 1400. Pertengkaran antara istana timur dan barat semakin sengit, dan akhirnya meletuslah Perang Paregreg pada tahun 1404.
Perang Paregreg terjadi dalam beberapa tahap dengan tempo yang lambat, seiring dengan nama “Paregreg” yang berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti perang yang berlangsung lama. Perang saudara ini berlangsung selama dua tahun dengan kemenangan yang bergantian antara kedua
BACA JUGA : SOEKARNO PRESIDEN PERTAMA REPUBLIK INDONESIA
